Friday, December 08, 2006

Liburan Di Indonesia

Setelah menyelesaikan ulangan semester pertama tahun ketiga, begitu biasa kami menyebutnya, kami punya masa liburan selama dua minggu. Waktu itu, kami gunakan untuk berkunjung ke Indonesia. Kebetulan Sangha Theravada Indonesia juga bersedia untuk menyediakan dana. Kalau tidak wah ya tentu gak bisa pulang dong. Kami sebenarnya berencana untuk pulang pada tanggal 31 Oktober 2006. Namun, gagal karena ulangan diundur. Konon beberapa mahasiswa mengajukan permohonan kepada Vice Chancellor untuk menunda ulangan karena mereka tidak dapat turut berpartisipasi dalam ulangan. Vice Chancellor mengabulkan permohonan mereka. Enak banget ya!!?...Eith tunggu dulu. Mereka mengajukan permohonan tersebut karena mereka kena Demam Berdarah. Mengerikan bukan? Meski dongkol, kami semua harus mau menerima keputusan itu. Yah, sedikit menimbulan rasa setia kawan hm...
Tiket yang udah kami booking sejak lama harus dicancel dan diganti dengan tanggal yang baru. Kami pun sepakat untuk pulang pada tanggal 9 November 2006 sebab ulangan dijadwalkan selesai tanggal 8 November 2006. Dan betul, tanggal 9 November 2006 kami jadi pulang. Semua barang, kami persiapkan sejak awal sehingga tidak keteteran saat mau berangkat. Semua siap. Sedikit souvenir, oleh-oleh buat teman dan kenalan, tapi maaf tidak semua orang kami kasih. Kalu dikasih semua tentu kami harus menyewa pesawat. Mungkin dua stau tiga pesawat tidak cukup. Ya sudah, kami bawa seperlunya supaya tidak over weight.
Kami berangkat jam enam pagi dari vihara. Diantar oleh seorang umat yang memang selalu tinggal di vihara. Tas kami masukkan ke dalam kendaraan roda empat, L300. Maaf, saya tidak ingat nomor polisinya. Tapi saya ingat betul warnanya putih. Yang nyupir, Gamini. Tentu, kami sarapan pagi terlebih dahulu. Hm...cukup makan mie instant pagi itu. Yang penting perut tidak kosong. Lagi pula kami kan belum tahu jam berapa kami akan dikasih makan saat berada dalam pesawat.
Setengah jam kemudian kami tiba di bandara. Terasa sekali pengamanan sangat ketat. Kami distop oleh tentara yang sedang jaga. Jangan dikira kami ini kriminal kelas kakap atau koruptor yang akan kabur. Memang begitu sih aturan di bandara Sri Lanka. Pengaman ketat sekali. Mereka semua bawa senjata. Semuanya tampak siap perang. Sekali lagi itulah Sri Lanka. Karena konflik dengan LTTE, pemerintah memperketat keamanan. Di jalan-jalan adalah hal yang biasa polisi atau tentara bawa senjata. Kalau ada yang macam-macam, harus siap didor.
Kami masuk ke ruang tunggu. Tentu kami butuh bantuan seorang porter untuk membantu kami. Sebelum sampai di ruang tunggu, kami dicek lagi. Kali ini kami benar-benar diperiksa. Kami harus masuk ke ruang pemeriksaan. Oh, ternyata kami semua selamat. Tidak ada yang ditahan oleh petugas.
Counter untuk Emirats Airlines belum buka. Kami harus menunggu untuk beberapa saat. Wah, ada hasrat ke kamar kecil juga saat menunggu. Kami bingung karena tidak melihat tanda penunjuk kamar kecil. Saya berusaha tanya kepada seorang petugas. Oh, ternyata tempatnya di belakan counter. Saya pertama ke kamar kecil. Sementara Samanera Santacitto nungguin bagasi. Setelah saya selesai, barulah giliran Samanera Santacitto.
Tidak lama berselang, counter untuk Emirats Airlines buka. Kami pun bergegas untuk check in. Bagasi kami secara keseluruhan 44.6 kg. Saya bilang "Bagasi ini untuk bersama." Yang bertugas menganguk tanda setuju. Semua tiket untuk bagasi ditempelkan pada tiket saya. Eh ternyata ini jadi kebiasaan. Setiap kami pergi bersama selalu tiket saya yang ditempeli tiket bagasi. Dari Jakarta ke Malang, dari Surabaya ke Yogyakarta, semuanya sama. Hanya tiket saya yang ditempeli bagasi. Ya, tentu saya yang harus mengurus bagasi. Setiap kali habis check in, Samanera Santacitto selalu bilang "Tiket bagasi pasti ditempelkan di tiket samanera."
Kami tiba di Jakarta pukul tujuh lewat. Rencana yang jemput Ko Tony. Tetapi, sesampainya di tempat penjemputan, sopir vihara yang jemput. Katanya Ko Tony lagi sibuk. Maklum, saat itu semuanya sedang sibuk menyiapkan acara ulang tahun. Tentu bukan ultah saya. Tetapi, ultahnya STI. Salah satu acara yang digelar adalah pameran barang-barang Buddhist seperti replika vihara, relik maupun karya Buddhist lainnya. Puncak acara dilaksanakan hari Minggu. Dewi Lestari dan Marcel diundang. Kami berdua merasa capek, juga sedikit stress. Di Sri Lanka kami biasa hidup dalam ketenangan, juga tidak banyak kesibukan. Di Indonesia, semuanya tampak sibuk. Bagi kami terlalu banyak manusia berlalu lalang. Kami berdua sepakat untuk istirahat saja. Biarlah yang lain hadir. Siang itu kami pun tidur pulas hingga sore setelah makan siang. (Udah capek nulis disambung lain kali aja ya, tapi kalau tidak lupa lho)

Study Tour '06 #2





Study Tour '06

Setiap tahunnya, Universitas Kelaniya selalu mengadakan Study Tour khusus bagi mahasiswa Luar negeri. Tentu kalau tidak ada halangan lho. Kalau ada halangan, ya biasanya ditunda tahun depan. Seperti tahun lalu, kami tidak mendapatkan jatah untuk mengadakan Study Tour karena alasan .....(emboh saya ora mudeng tapi yang jelas bukan karena kekurangan dana). Stu Tour tahun ini diselenggarakan pada tanggal 1 dan 2 September. Tempat yang kami kunjungi adalah Nuwaya Eliya, ini adalah tempat yang paling dingin di Sri Lanka. Kami bermalam di sana. Kami menginap di sebuah hotel yang cukup sederhana, but that was enough to stay for that night. Pagi harinya setelah makan pagi, kami melanjutkan perjalanan ke Mahiyanggana. Kami hanya mengunjungi sebuah stupa bersejarah di sana. Kami makan siang di sana, tapi umumnya teman-teman kecewa karena .....(cukup disensor saja ya). Kami pulang setelah itu. Ketika pulang melewati jalan berliku yang sangat mengerikan. Mungkin ini adalah jalan yang paling terjal, paling curam dan paling mengerikan dalam hidup saya. Syukurlah sopir kami pandai nyopir sehingga kami pulang dengan selamat. Berikut ini beberapa foto yang sempat kami ambil, tapi tentu saya enggah untuk mengupload semuanya. Kuatir blognya kepenuhan gara-gara foto orang jelek hahaha...

Ini adalah bunga angrek di Botanical garden

Moto bersama dengan teman-teman karena bus harus berhenti. Sedang ada perbaikan jalan.

Saat kami berdua sedang nyantai di kebun teh. Sayangnya tehnya lambat banget datangnya. Mungkin para pelayannya lagi sbuk cuci gelas ya....

Ini foto di Botanical Garden