Saturday, April 22, 2006

Sekolah Minggu Kelaniya Rajamaha Vihara

Suatu pagi di hari Minggu saya mengunjungi Kelaniya Rajamaha Vihara untuk bermain ke ruang teman saya dari China. Di saat itu, Saya juga menyempatkan diri untuk menjepret anak-anak yang sedang belajar, sudah pasti tanpa izin dulu dari kepala sekolah maupun kepala vihara.

Lha rapat kok malah lihatin kameraman sih. Mentang-mentang saya ini orang asing apa?


Ini adalah classmateku dari China. Namanya Yian Bian.


Ini adalah anak-anak yang lagi mau pindah tempat untuk belajar. Biar lebih nyaman ceritanya.



Samanera haus? Ini saya bawaiin air, diminum ya!!..... Glek, glek, glek saya tetap dahaga. He he he.... minum saja tidak bagaimana mau hilang hausnya?

Guru Privateku

Setibanya di Sri Lanka, Bhante Bellanwila Wimalaratana langsung mencarikan guru Bahasa Inggris dan setelah beberapa pertemuan, beliau mengundang Mr. Sanath Kumara Nanayakkara untuk mengajarkan Buddhism kepada kami. Beliau adalah guru Dhamma pertama kami di Sri Lanka. Selain itu, seluruh samanera Sangha Theravada Indonesia [STI] yang dikirim ke Sri Lanka adalah murid-murid beliau. Sebagaimana layaknya para mahasiswa, pada usia muda beliau lulus S1 jurusan Bahasa Sanskrit, dengan title B.A. [Hons]. Pada saat berusia 40 tahun, beliau lulus S1 lagi dengan jurusan hukum (Sh.). Beliau merupakan salah satu dosen private kami yang terbaik. Disiplin, berwawasan luas, pandai berdebat dan mengajar, selalu mengutamakan kecepatan dan ketepatan, bertanggungjawab terhadap murid-muridnya, itulah karakter beliau. Sungguh tidak gampang menemukan dosen sekaliber beliau. O.H.D, Wijesekera adalah dosen favorit beliau saat kuliah di University of Ceylon (sekarang University of Peradeniya). Di samping itu, dosen-dosen beliau yang terkenal adalah K.N. Jayatilleke, G.P. Malalasekera dan dosen-dosen ternama lainnya. Prof. D.J. Kalupahana adalah classmate beliau.

Meski tampak hitam kulitnya, tapi hati dan pikirnanya tidak sehitam kulitnya. Beliau senang membantu siapa saja tanpa mematok biaya.


Dengan kami berdua, beliau senang bercanda, tentu canda yang bersifat intelektual dan mendiskusikan masalah-masalah yang terasa sulit kami pecahkan.

Kucing pun ingin mejeng



Ini adalah hasil jepretannya Samanera Santacitto. Wuah tampaknya kucing juga ingin mejeng ya. Padahal, kita pikir mereka itu tidak punya otak untuk berpikir, apalagi untuk ngeces.